JADI SMARTMOM
ITU NGGAK GAMPANG!
Hello
mommy-mommy semuanya, apa kabarnya? Baik kan, yaaa? Alhamdulillah.
Hmm, kali ini
aku mau bicara soal smart mom, menjadi ibu yang cerdas buat si kecil. Hmm, ibu
cerdas itu yang gimana, sih? Apa harus berpendidikan tinggi, gitu? Nggak juga,
kog. Jadi ibu cerdas yang aku maksud di sini itu jadi ibu yang bisa memilih
berita yang baik atau cuma sekedar hoax ajah. Kan banyak yaaa, di sosmed zaman
sekarang itu berita hoax, apalagi tentang merawat bayi, banyak banget.
Terus, gimana
menyikapinya?
Kalau versi aku
yaaa, Mom, aku sendiri seorang ibu, baru setahun menjadi ibu, dan seorang ibu
itu pasti ingin yang terbaik buat anaknya. Aku nggak mau banget terpaku pada
satu berita. Aku harus pinter milih berita, cari tahu sumbernya serta
tanya-tanya sama yang udah berpengalaman. Nggak lupa juga, konsultasi sama
dokter atau bidan, karena aku yakin, mereka lebih ngerti gitu.
Emangnya, ada
berita apa ajah, sih?
Oke. Di sini aku
mah nggak mau mempengaruhi ataupun menggurui Mommy-mommy semuanya, yaaa? Aku
cuma mau bagi cerita ajah, kog. Ini loh, cara aku mendidik anakku. Kalau ada
saran dan kritik, aku mau banget kog menerimanya. Asal nggak nyinyir yah,
hehehe.
1. Pemakain
Gurita
Hmm, Mommy-mommy
pastinya udah tahu, kan apa itu gurita? Pernah baca postingan di Facebook,
katanya dokter melarang tuh pemakaian gurita pada bayi. Hmm, dikarenakan ada
bayi meninggal karena sesak nafas.
Waktu berita itu
aku baca, anakku masih pakai gurita. Lantas, apakah aku terus nggak makein
gurita buat anakku? Enggak. Aku tetap makein kog. Aku mikir, bayi yang
meninggal itu karena takdir atau mungkin kekecengen makai guritanya. Lagian,
kata emak-emak zaman dulu, pakai gurita kan biar perutnya nggak kembung. Yahh,
sebagai mommy baru, tentunya aku masih awam banget soal ngerawat bayi. Dan
setelah aku pikir, oke tetep lanjut pakai gurita, nalinya jangan kenceng-kenceng.
Kalau aku mah, begono Mommy-mommy.
Lagipula, aku
kan lahiran di rumah sakit bersalin, dokter dan bidan-bidannya juga nggak
ngelarang, kog. Jadi, aku tetep lanjutin makai guritanya.
2. Bedong Bayi
Bedong itu cuma
menghangatkan. Ada juga yang bilang gitu. Tapi emak-emak zaman dulu, katanya
bedong itu biar kakinya lurus dan nggak O.
Dan zaman
sekarang, banyak kan bedong instan. Tapi kalau aku, makainya bedong yang kayak
selendang itu. Iya, aku tetep pakai bedong kog, dan bukan bedong instan.
Tapi ada juga,
Mommy yang nggak mau makein bedong anaknya. Katanya kasihan dan bla bla bla...
Kalau aku mah terserah, hak Mommy yaaa mau ngerawat anaknya kayak apa. Kalau
aku masih makein dan kebetulan lagi dokter tempat aku bersalin juga nggak
ngelarang. Hehehe.
3. Sufor?
Aku adalah Mommy
yang ProASI tapi bukan berarti NoSufor. Iyaaa, BabyJuna emang terpaksa minum
sufor untuk pertama kalinya. Aku lahiran SC, kala itu BabyJuna nangis terus.
Kata dokternya, boleh minum sufor setelah 2 jam lahir, itupun sedikit aja. Karena
waktu itu aku belum sadar betul dan ASI aku juga belum keluar.
Dan tetep,
setelah kondisi aku pulih, aku harus tetep ngeberi ASI ke BabyJuna meskipun
belum keluar yaaa kudu tetep dicoba. Dan 2 hari, ASI aku belum keluar.
4. Madu?
Mungkin ada
saran juga, sebaiknya enggak sufor, madu ajah. Tapi dilarang sama dokter,
katanya madu itu panas. Okelah, kasihan bayinya.
5. Jamu
Aku ini orang
desa, kata emak-emak zaman dulu, minum jamu yang warnanya iji dan pahit itu
biar ASInya deras. Tapi NO! Dokter nggak ngebolehin. Terus, temen aku juga
nyaranin jangan, jamu bisa bikin pendarahan.
6. Pampers
Kalau masalah
pampers, aku juga makein kog meskipun nggak secara terus-menerus. Iya, aku
pernah baca, pemakaian pampers secara terus menerus bisa berakibat kemandulan
bagi anak. Tapi aku tetep makein kog, tapi kalau diajak pergi atau pakai baju
setelan. Nggak terus menerus.
7. Baby Walker
Pernah baca
juga, baby walker nggak boleh dipakai. Bisa merusak motorik anak, ntar ngak
biasa terjatuh. Ada juga yang bilang, bisa bikin kaki ngangkang. Padahal aku
sendiri juga produk baby walker. Hehehe.
Hmm, niatnya sih
aku emang nggak beliin baby walker buat BabyJuna. Tapi dikasih. Iya, BabyJuna
make, kog. Usia 7 sampai 10 bulan. Sekarang udah mau berdiri, suka pegang ini
itu buat jalan, udah nggak mau sendiri dan BabyJuna juga terbiasa jatuh kog.
Dan waktu
BabyJuna naik baby walker, itupun au nggak boleh lengah. Iya, banyak anak
terjatuh naik baby walker, apalagi yang bulat itu. Makanya, meski naik, aku
tetep waspada.
8. Imunisasi
Pernah baca
juga, imunisasi di Indonesia itu nggak baik. Masukin virus yang menyebabkan
penyakit bukan mencegah. Ada juga yang bilang, ada kandunga babinya. Tapi kalau
aku, tetep kog anakku tak imunisasi.
9. MPASI
Untuk makanan,
aku termasuk overprotektif banget. Tapi meski gitu, BabyJuna nggak cuma makan
yang homemade ajah, kog. Aku juga ngaih MPASI buatan pabrik. Kenapa? Karena aku tahu, zaman sekarang
nyari makanan yang sehat banget itu susah, seenggakya biar BabyJuna juga
ngerasain makanan pabrik. Aku gini karena ada beberapa pengalaman, ada anak
yang makannya itu dikengkang banget sama orang tuanya, tapi suatu ketika pengen
jajanan temennya, nah, terbiasa makan makanan sehat, sekalinya makan makanan
buatan pabrik malah sakit. Yaaa, bukannya makanan buatan pabrik itu nggak
sehat, tapi tahu kandungannya gimana, kan? Akupun ngizinin BabyJuna makan
makanan buatan pabrik juga milih-milih dan ngebatasi kog. Seenggaknya ngenalin
ajah, agar suatu ketika kalau pengen makanan temennya, anak aku enggak kaget.
10. Dot
Tahu waktu nonton acara TV, pemakaian
dot nggak bagus. Bisa merusak rahang gigi atau ini itu. Iya, tapi gimana lagi,
BabyJuna itu anak yang nggak sabaran, nggak mungkin juga dikasih minum pakai
disendokin.
Hmm, jalan satu-satunya adalah milih dot
yang bentuknya nggak beda jauh sama nenen. Selain itu, aku juga nggak ngizinin
BabyJuna ngempeng. Dot Cuma kalau minum susu aja. Dan karena sekarang udah
setahun, tetep diajarin minum pakai gelas, dong.
Nah Mom, itu hanya sebagian kisah aku
jadi mommy. Alasanku kenapa aku ini itu soal BabyJuna.
Iya, ngerasa belum baik jadi mommy.
Idealnya seorang mommy itu di rumah, full IRT, tapi aku belum bisa. Ada alesan
lain selain ekonomi tentunya.
Iya, ngerasa dosa ketika harus ngasih
BabyJuna sufor dan dot. Ngerasa banget. Tapi keadaan, gimana lagi?
Buat mommy-mommy, terutama yang stay di
rumah, berilah anaknya ASI. Gimanapun juga ASI itu makanan terbaik kog. Tapi
lihat juga keadaannya. Kalau ASI kering atau kurang, yaa nggak apa-apa. Yang
penting, pilihlah sufor yang menurut mommy baik dan cocok buat bayinya.
Keadaan setiap wanita itu berbeda. Mulai
dari hamil, lahiran sampai jadi mommy. Jadi, alangkah lebih baik berbagi cerita
tanpa disertai nyinyir.
Oke, Mom. Cukup sekian ceritaku hari
ini. Kalau cerita mommy, apa?
4 Comments
Hikss yg belum punya baby juga boleh baca kan mbk.
ReplyDeleteSetidaknya bisa kasi ini di info ke temen2 yg udh punya bayi hheee
boleh banget dong, seenggaknya bisa jadi pembelajaran. Ntar kalau jadi ibu, biar bisa lebih baik dari aku :)
ReplyDeleteYup jadi ibu pintar di jaman yang canggih ini susah. Mesti banyak gali informasi dari sumber yang terpercaya. Belum lagi menghadapi mitos2 jaman dulu ya xD
ReplyDeleteBener banget Mbak Syahdian, kudu pinter2 nyaring berita. Kalau mau percaya mitos, yang dipercaya yang masuk akal ajah... heheh
ReplyDeleteApalagi tinggal di kampung, nggak mudah ninggalin mitos.