KETIKA
AKU MEMUTUSKAN BEKERJA, BUKAN KARENA AKU TAK BERSYUKUR ATAS NAFKAH SUAMI...
“Bos,
apa kabar? Sibuk apa sekarang?” Tanya seorang kawan
lama suami.
Suamipun menjawab dan
bercerita tentang kesibukannya. Pun dengan kawannya itu. Lalu, mereka saling bertanya
tentang keluarga, isteri dan anak-anak.
“Wah,
kalau isteri saya tak suruh di rumah. Buat apa capek-capek kerja. Isteriku mah
enak...” Ceritanya dengan nada yang begitu bangga.
Saya yang kala itu di
samping Pak Suami, hanya tersenyum meringis. Memegang erat tangan suami saya.
Entahlah... tiba-tiba ada desir yang membuat saya tak suka pada ucapan kawan
Pak Suami.
Lalu, dia bertanya
tentang kesibukan saya. Dengan penuh percaya diri, suami juga menceritakan
kesibukan saya. Meskipun sedikit getir dan ucapan kawannya yang kurang
mengenakkan tentang isteri yang bekerja.
Oh ya, ini postingan #SelasaBercerita #ObrolanKeluarga
antara saya dan Mak Aya. Saya dan Mak Aya kan sama-sama isteri bekerja, bedanya
sih Mak Aya bekerja dari rumah sementara saya ya ngantor ya nyambi kerja dari
rumah. Yups, semua saya lakuin agar
hasrat belanja saya terpenuhi tanpa harus minta-minta ke suami... heheh J
Baca
Punya Mak Aya :
Sebenarnya, saya sich
enggak mau ngebahas soal isteri bekerja dan isteri enggak kerja, soalnya masalah
kayak gini tuh sensitif banget. Seperti pembahasan ibu melakhirkan normal dan ibu
melahirkan sesar, ibu ngasih full ASI dan ibu ngasih sufor, ibu ngasih makanan homemade dan ibu ngasih makanan instan.
Buat saya, enggak ada yang salah sich, soalnya saya mah yakin banget kalau
setiap ibu itu kepengen yang terbaik buat anaknya.
Pun soal isteri yang
kerja dan enggak kerja, enggak ada yang salah. Saya loh, sebenernya salut
banget sama isteri yang enggak kerja. Full
IRT dan mengabdikan diri ke keluarga, sudah bersyukur atas nafkah yang diberi
suami. Terus, apa kabar isteri yang bekerja?
Ngomongin soal kerja,
sekarang kan kerja enggak harus keluar rumah. Banyak loh isteri-isteri yang
kerja dari rumah dan penghasilan perbulannya buanyak. Contoh nyatanya tuh Mak
Aya, dia kerja dari rumah, tetep bisa mengurus anaknya, penghasilannya mah
jutaan.
Sementara saya? Saya
yang ngantor ajah gajinya enggak ada seperempat gaji Mak Aya tiap bulan loh. Gaji
perbulan saya itu sama dengan fee
satu content placement. Tapi kenapa
saya kok ya tetap bertahan?
Gaji honorer yang
memprihatinkan itu sudah bukan rahasia lagi. Udah jadi rahasia umum. Kenapa
saya tetap bertahan kerja meskipun gaji memprihatinkan? Kok ya tega ninggalin
anak demi uang yang enggak seberapa? Kok ya mau capek-capek sich? Enakan di
rumah....
Okey
saya jelasin... kerja di sekolah swasta dan masih honorer itu gaji emang
seumprit, tapi di masyarakat mah punya tempat tersendiri. Istilahnya kajen atau dihormatin. Bukannya gila
kehormatan yah, di kampung itu pekerjaan mah berpengaruh banget. Pendapatan
saya sich sebenarnya banyakan dari ngeblog dan ngebuzzer, tapi orang kampung mana ada yang mau tahu soal ngeblog dan
ngebuzzer, yang ada saya mah sering
banget dibilang lebay dan sombong kalau apa-apa saya tulis dan saya posting di
sosial media.
Selain itu, saya happy banget karena Alkhamdulillah
wasyukurillah ilmu saya tuh bermanfaat dan berkembang. Sebagai TU dan operator
sekolah yang bisa dibilang harus tahu segalanya karena melayani para guru dan
tentunya membantu mereka, saya merasa ilmu saya itu bermanfaat banget. Temennya
juga makin banyak karena enggak cuma temen sekantor doang, karena saya dapat
teman dari sekolah-sekolah lain dan yang jelas sich nambah pengalaman.
Etapi, yang paling
bikin saya happy karena saya kerja
itu karena orang tua saya bahagia banget. Yaiyalah ya, di kampung saya itu
sekolah masih dipandang sebelah mata, apalagi kalau perempuan, berasa kayak
ngabisin duit doang. Minat sekolah masih rendah. Makanya, orang tua seneng
banget pas tahu saya bisa kerja. Seenggaknya bisa buktiin ke orang-orang kalau
sekolah itu enggak ada jeleknya. Dan bedaaa banget yah, kerjaan orang yang
sekolah tinggi apa enggak. Tapi banyak juga kok, mereka yang sekolah tinggi
tapi milih jadi IRT atau kerja dari rumah, ya enggak apa-apa. Wong kalau boleh jujur mah saya aslinya
kepengen resign dan maunya kerja dari
rumah. Dan banyak juga sich sebenarnya yang enggak sekolah tinggi tapi punya
kerjaan bangus dengan gaji yang banyak. Cuman kalau saya pribadi, saya
menganggap pendidikan itu penting. Pendidikan enggak Cuma buat nyari kerja
doang, yah....
Dan buat saya yang
bertahan kerja, tiap bulan dapat gaji itu sesuatuh banget. saya punya
kebahagiaan lain, yaitu bahagia banget bisa belanja-belanji tanpa minta suami.
Bahagia juga kalau bisa nraktir suami. Wkwkwkw...
***
Hay kamu, ketahuilah, ketika aku memutuskan untuk bekerja, bukan lantaran aku tak mensyukuri nafkah suamiku. Aku bekerja tas izinnya. Aku hanya ingin mengamalkan ilmuku dan membanggakan orang tuaku yang telah menyekolahkan aku.
Buat saya, tak ada
yang salah dengan seorang isteri yang bekerja. Apalagi saat dia tetap bisa
menjalankan kewajibannya sebagai seorang isteri dan seorang ibu. Tiada yang
hina pada seorang suami yang membiarkan isterinya bekerja, tidak ada.
Kedudukan seorang
isteri bekerja atau enggak itu buat saya sama, sama-sama seorang isteri. Enggak
ada yang lebih baik dan buruk juga. Enggak baik yah kalau saling ejek-mengejek.
Semua punya takdirnya masing-masing... hehehe
Etapi, ini sedikit
unek-unek saja yah, mo’on maaf kalau bisa jadi ada yang tersinggung, saya
rada-rada ilfeell kalau ada emak-emak anggota MLM ngeprospek dan pas ditolak
kok ngejelek-jelekin IRT yang enggak bekerja. Semua itu kan pilihan yah, mbok
biarlah mau jadi IRT yang bekerja, mau jadi IRT bekerja dari rumah atau di luar
rumah. Semua sudah jadi takdir masing-masing.
Tetap semangat ajah
lah yaa jadi isteri, entah kerja apa enggak. ini hanya sedikit unek-unek saya.
Boleh saling bercerita di sini kok... J
4 Comments
Aaak Witri selalu nampol kalau nulis. Intinya mah bagimu kerjaanmu, bagiku kerjaanku. Gitu kali ya ngejalanin hidup. Gak usah banyak komen soal kerjaan maupun hidup orang lain wkwkwkw. Meluncur aaah bikin cantik postingan duluk
ReplyDeleteiyaa dong.. kan biar aman damai sentosa selaluuuu
DeleteAsal happy, ya dilakoni sepenuh hati ya, mom! :)
ReplyDeleteCheers,
Dee - heydeerahma.com
betul bangettttt
Delete