APA
YANG TERLINTAS DI BENAKMU KETIKA MENDENGAR NAMA “DILAN”
Masih juga membahas Dilan?
Iyaaaa...
Ini ide Mak Aya, yaudah aku iyain ajah
karena aku memang belum bisa move on dari Dilan.
Jangan tanya kenapa aku belum bisa move on
dari Dilan, yang jelas karena aku memang ngefans sama Dedek Iqbaal yang ganteng
dari masih bayik. Apalagi lagunya : kau bidadari, jatuh dari surga, di
hadapanku... Itu beneran membuat aku klepek-klepek... hahaha... LOL
Jadi, pas di sosmed ramai banget siapa yang
bakalan jadi Dilan terus banyak yang kecewa karena Dilan-nya Dedek Iqbaal. Aku mah
seneng-seneng ajah. Meskipun awalnya pada ragu, soalnya Dek Iqbaal itu kan
kalem, beda sama Bastian—temennya di CJR—yang usil metisil dan selalu bikin
ngakak. Atau, beda jugalah sama Adipati Dolken yang dipikir-pikir cucok juga
jadi Dilan.
Baca : Kenapa Baper Nonton Dilan?
Dan...
Ternyata?
Aktingnya Dek Iqbaal enggak bikin kecewa
kok. Aku suka. Malah Dek Iqbaalnya tambah ganteng dan semakin ngingetin aku
sama keponakan yang gestur tubuh dan rambutnya kayak Dek Iqbaal. Kalau soal
wajah sich, gantengan ponakanku dikit tapi banyakan Dek Iqbaal. Hahaha...
#SelasaBercerita #ObrolanKeluarga
#ObrolanRumahTangga
Terus, apa yang terlintas dalam pikiran
saat dengar nama DILAN?
Hmm... yang ada dalam pikiranku adalah :
Jangan rindu. Berat. Kau tak akan kuat. Biar aku saja. Hahaha... terus
ditambahin Pak Wends : Mamah enggak sayang Ayah enggak apa-apa, sayang itu
menyakitkan. #wekkkkssss
Selain rindu itu berat, yang ada dalam
otakku saat mendengar nama Dilan, ya Dek Iqbaal.
Terlepas dari pro dan kontra soal ini film,
aku sich suka dan menikmati banget. buat aku film ini ringan dan menghibur. Enggak
salah sich kata Teppy, kalau habis nonton nih film banyak tante-tante yang
keluar dari gedung bioskop dengan senyam-senyum. Mungkin termasuk aku yang
masih embak-embak ini. #enggakmautua
Baca : Review Buku Dilan 2
Kalau ngomongin pro dan kontra, tak akan
pernah habisnya. Hampir semua film ada pro dan kontranya kok. Dari Naura And The
Genk, My Generation sampai AAC 2 pun banyak yang pro dan kontra. Tinggal bagaimana
kita menyikapinya dan melihatnya dari sudut pandang mana.
Kayak misal, ada yang nyangkutin kematian
Pak Budi tuh gara-gara visualisasi film Dilan di mana Dilan berani nantang Pak
Suripto. Buat aku sich NO COMENT. Ini film bioskop yah, di mana enggak semua
anak-anak mudah menontonnya. Berbeda dengan sinetron yang dengan mudahnya
ditonton atau video-video yang tersebar di sosmed. So, buat aku... NO COMENT.
Soalnya, film Dilan belum diputarpun ada kok anak didik aku yang juga berani
melawan gurunya.
Skippp untuk pembahasan ini, aku enggak mau
debat...
Kembali lagi, apa yang ada dalam pikiranmu
saat mendengar nama Dilan?
Gombalannya.
Gombalan yang ringan, romantis tapi bikin
ketawa.
Mungkin enggak semua cewek suka digombalin,
tapi aku tipekal yang suka digombalin. Buat aku itu adalah hiburan tersendiri
yang memberi aku mood boaster.
Baca : Suamiku Romantis
Sedikit cerita nih, di hari Minggu sehabis
Car Free Day, aku izin ke Pak Wends mau buka leptop (ngeblog, buka sosmed dan
blogwalking). Pak Wends tahu banget yah, isterinya ini suka minum kopi,
dibuatin kopi dong. Tapi kemanisan. Dasar isterinya suka protes, udah dibuatin
malah protes.
Mamah : “Yah, kopinya kemanisan.”
Ayah : senyum. “Iya, manis. Kayak Mamah.”
Akunya senyam-senyum. Gombalan ringan tapi
bikin aku semakin semangat. Hahaha...
Sebenarnya, kalau kita mau membaca buku
Dilan 1,2, 3, ada banyak pelajaran kok yang bisa dipetik. Aku memang enggak
baca buku Dilan 1, tapi aku nonton filmnya. Di Dilan 1 memang banyak gombalannya.
Tapi ya itu... hiburan tersendiri buat para wanita macam saya.
Sementara di Dilan 2, mungkin banyak
konflik yang datang. Aku sendiri merasa kehilangan sosok Dilan yang ngegemesin
itu. Apalagi Dilan 2 itu kan cerita dari sudut pandang Milea, jadi... gitu
dech.
Akan tetapi, coba baca Dilan 3. Dilan 3 ini
adalah cerita dari sudut pandang Dilan sendiri. Di buku ini ada
konfirmasi-konfirmasi dari apa yang Milea jelaskan. Saya menikmatinya meskipun
sedih. Iya sedih...
Dilan 3 ini saya menemukan sosok lelaki yang
benar-benar lelaki. Bukan play boy, tapi Dilan itu cowok setia. Meskipun masih
saling mencintai, tapi Dilan dan Milea menghormati pasangan masing-masing.
Buat aku... enggak ada yang salah dari
cerita Dilan dan Milea. Kembali lagi... dari sudut pandang mana kita
melihatnya.
hmmm... kalau kalian bagaimana? Apa yang terlintas dalam benak kalian, dalam pikiran kalian ketika mendengar nama... DILAN...
2 Comments
Mendengar kata Dilan langsung inget pandangan mata nakalnya pas seleksi lomba cerdas cermat hihihi
ReplyDeletehahah... pandangan bikin baper pow, Mak?
Delete