PACARAN
(MESRA) DENGAN SUAMI? WHY NOT?
PACARAN
(MESRA) DENGAN SUAMI? WHY NOT? Sudah
nikah, sudah punya anak, masih suka mesra-mesraan di depan umum, enggak malu
apa yah? Atau terkadang dibilang malu-maluin, norak dan
bla... bla. Pernahkah buibu mengalaminya? Saya sich, bukan Cuma pernah, tapi
SERRRIIIINGGGG. Hahaha... LOL
Sebagai mamah muda
dan papah muda, saya dan pak suami bukanlah pasangan yang mesra dan romantisnya
di atas keranjang doang. Etapi, di manapun berada—asal tahu tempat dan
situasi—kami selalu bersikap mesra. Di depan orang tua ataupun mertua, biasa
manggil ‘sayang’ atau ‘cinta’ itu hal yang biasa. Mau berangkat kerja, salim
terus cium kening—walaupun di depan rumah—juga biasa.
Pernah sih ditegur
sama ibu saya, saya sich Cuma diam dan iyain. Saya mikir, kenapalah saya malu
kalau ada tetangga yang ngelihat terus jadi bahan omongan, wong ya sama suami sendiri bukan suami orang. Enggak dosa juga,
hahaha.
Kalau naik motor
terus pegangan erat, ya enggak apa-apa. Terus dolan berdua dan berfoto ala-ala prewedding, ya enggak apa-apa. Dinner
romantis berdua dan pegang-pegangan tangan, ya enggak apa-apa. Mesra di depan
anak? Ya enggak apa-apa asal tahu batasannya. Buat saya sich, mau mesra kayak
apa, di manapun dan kapanpun, asal bisa menempatkan diri dan tahu situasi, why not?
Termasuk upload foto
mesra di sosial media? Ya enggak apa-apa.
Bahkan, terkadang
saya agak gimana gitu kalau baca artikel : pasangan
yang memamerkan kemesraannya adalah pasangan yang tidak bahagia atau sejenislah.
Saya mikir keras dan ujung-ujungnya bilang, “nih
artikel sotoy, yah?” hahaha.. LOL.
Saya bahagia apa
enggak kan yang tahu adalah saya dan orang-orang di sekitar saya. Terus, kalau
saya sampai upload foto mesra bareng suami? Ya enggak ada salahnya juga. Kalau
ada yang baper? Ya maafkanlah, saya enggak niat bikin baper kok.
Oh ya, but the way any way every day opo wae day
lah, saya sudah nerocos sampai berbusa, saya mau ngasih pengumuman kalau ini
adalah postingan mesra saya, eh postingan kolaborasi saya maksudnya sama Mak
Aya.
Kembali ke topik
pembahasan yah, mesra sama pak suami!
Buat saya pribadi,
memamerkan kemesraan itu lebih baik daripada memamerkan permasalahan. Karena
kalau boleh jujur nih, saya suka banget lihat foto-foto mesra para pasutri. Iya
memang bikin ngiri sich—terkadang. Etapi, pas saya lagi ngambek sama suami atau
adalah hal-hal kecil yang bikin kami kontra, terus saya buka sosial media
teman-teman yang isinya kemesraan dan keharmonisannya bareng pasangan, dalam
hati tuh ngiri dan endingnya bikin saya kangen sama suami. Saya yang awalnya
uring-uringan, jadi sayang-sayangan dech. Hahaha... LOL
Terus, kalau mesra
sama suami di depan anak itu? Ya, why not?
Saya pernah loh debat
sama suami di depan anak saya, debat yah enggak berantem dan saya jadi sensi.
Eh, anak saya malah mukulin saya dan suami. Tapi beda, kalau lihat saya
lendetan manja sama suami. Anak suka senyum-senyum dan lari ikut lendetan,
uyel-uyelan dan nyiumin saya dan suami.
Intinya sich gini,
anak lebih suka lihat orang tuanya mesra daripada berantem.
Kalau pasangan enggak
romantis?
Ini mungkin bisa
dijelaskan sama Mak Aya yang cie-cie lihat foto mesra saya sama pak suami.
Hahaha...
Saya yakin kok, setiap orang itu punya sifat romantis. Etapi mungkin kadarnya ajah yang berbeda-beda dan terkadang malu juga sok romantis di depan umum.
Suami saya sich emang
dari dulu romantis—menurut saya. Sering dibikinin puisi, dinyainyiin, dibeliin
boneka dan digombalin. Pernah juga ngasih bunga, tapi saya emang sengaja minta.
Huhuhuhu...
Etapi, aslinya suami
saya tuh pemalu. Dulu tuh ya, dia malu loh foto mesra sama saya di depan umum.
Ngegandeng tangan saya sewaktu ngemall. Ya saya protes dong, wong pas belum ada
anak aja ke mana-mana digandeng, kok sekarang sudah punya anak, enggak
digandeng. Terus, saya kata-katain, sama mantan enggak malu, sama isteri mah
malu. Hahaha... dan berhasil sich, tambah mesra.
Mersa? Bikin tambah
harmonis?
Ya jelaslah yah,
kalau semakin mesra itu semakin harmonis. Semakin rukun dan jauh dari
perselisihan. Saya sendiri sudah membuktikannya. Hubungan saya yang isinya Cuma
kerja, kerja dan kerja doang itu membosankan dan sering bikin saya
uring-uringan. Beda sama hidup saya yang isinya kerja, pacaran, dolan.
Buat saya, mesra sama suami itu HARUS! MUST-lah katanya. Dan kalau boleh jujur, saya enggak bisa jauh dari suami. Huhuhuhu... Bagaimana kalau dengan Buibu sekalian? Share yuk ceritanya 😊😊😊
6 Comments
Witriiiii...
ReplyDeleteKalau romantis ketemu romantis mah jadinya klop yaaa...
Suami mau gitu diajak poto potoan ala ala pre wed. Suamiku mending motoin deh kemana mana, gapapa lah, akunya juga seneng dipoto poto wkwkwkw. Sip sip, nambah adeknya Juna kayanya bakal lebih romantis deeh
Ini ni yang penting, meskipun udah menikah tapi teteap kayak orang pacaran. Semoga kelak saya kalau udah berumah tangga bisa terus seperti ini :D
ReplyDeleteAku tipikal orang yang juga suka 'pamer' kemesraan sih. Bagiku kalau sama suami ya gak papa lah suka-suka kita. Asalkan ya memang tahu batasan kepantasan ajaa sih.
ReplyDeleteAku pengen pacaran terus sama suami sampai tua..hihihi
ReplyDeleteSetelah menikah, suami jadi lebih romantis
hheheee, aku baru tahu kalau ada suami istri mesra, trus orang pada ngomongin. Toh pasangan tersebut memberi contoh kemesraan yak. Tapi mungkin ada orang dengan type yang gak mau ngelihat kemesraan orang kali yak. Setuju mbak, pacaraan denan mesra dengan suami perlu juga, yang utama adalah adanya komunikasi yang intim dan intens
ReplyDeletepengen siiih lihatin kemesraan di dpn umum...tpi malu...ihikz
ReplyDelete