Skip to main content

BERMAIN YANG AMAN BERSAMA ANAK, ANAKPUN NYAMAN BERMAIN

BERMAIN YANG AMAN BERSAMA ANAK, ANAKPUN NYAMAN BERMAIN

“Ma, kalau Ayah pikir-pikir, mainan anak-anak itu sebenernya berbahaya, ya?” Ucap Pak Suami sewaktu di jalan kami melewati taman bermain.
“Kok bisa?” Tanyaku tak mengerti.
“Ya bisa, contohnya saja perosotan, kalau enggak hati-hati kan anak bisa jatuh. Jungkat-jungkit, ayunan. Terus anak-anak itu kan kalau main suka ngasal, belum mudheng kalau jatuh sakit apa enggak,” jelasnya.

Aku sedikit berpikir, sebenarnya iya juga sich. Tetapi, kita sebagai orang tua kan seharusnya menjaga anak-anak kita. Lagipula aku yakin, para pencipta permainan-permainan itu sebelumnya sudah memikirkan keamanan buat anak-anak kok. Dan sebagai orang tua, tak seharusnya membiarkan anak-anak bermain sendirian, harus di awasi.



Bicara soal permainan yang aman buat anak, aku punya beberapa tips dan cerita. Sebagai seorang mama yang baru punya seorang anak, dikit-dikit khawatir itu pasti. Bahkan bisa jadi kekhawatiran yang berlebihan. Akan tetapi, melarang anak untuk enggak bereksplorasi juga enggak bagus untuk tumbuh kembangnya. Maka dari itu, aku ada beberapa tips bermain aman bersama anak :
1.    Jika bermain di luar rumah, selalu awasi anak. Meskipun anak hanya bermain di halaman rumah, aku selalu menemaninya. Enggak peduli dengan pekerjaan rumah yang belum beres. Maraknya pencurian dan kekepoan anak membuat aku enggak bisa meninggalkannya, apalagi meninggalkan dia bermain sendirian di luar rumah.


Dan sekarang ini, anak aku lagi suka banget bermain di halaman rumah. Karena pembangunan jalan tol di kampung sebelah, anak aku lagi suka banget sama excavator, truck dan sejenisnya. Bermain tanah dan pasir. Mau tidak mau, aku juga menemaninya. Meskipun pulang kerja itu capek dan ngantuk, tapi demi anak? SEMANGATTTTT...
2.    Jika bermain di tempat tetangga, aku juga selalu menemaninya. Kalaupun aku memberikan izin bermain sendirian, aku yakinkan benar kalau tetanggaku itu bisa dipercaya. Soalnya pernah, anak aku ikut tetanggaku dan tidak dijaga, malah dibiarkan main ke kebun. Mana anakku dibiarkan sandalnya dilepas, kalau ada pecahan beling atau ulat bagaimana? Sejak saat itu, aku agak overprotektif soal tetangga yang mau mengajak anakku main.
3.    Jika main di taman bermain, entah indoor maupun outdoor, pastikan kalau area bermain itu sesuai dengan usia anak kita. Semisal odong-odong, playground (mandi bola), istana balon. Soalnya pernah yah, anak aku main di istana balon, loncat-loncat, teman-temannya sudah pada besar, anak aku salto. Waktu itu aku benar-benar khawatir kalau ada apa-apa, tanpa pikir panjang akupun langsung ikut masuk ke istana balon dan medampingi di sampingnya. Apalagi anak-anak yang usianya lebih tuaan dari anakku terkadang ada yang nakal. Makanya, sekarang aku lebih selektif soal memilih area bermain, selain memilih soal kebersihan, aku juga memikirkan keamanan anak.



4.    Jika membeli mainan, pilih yang SNI. Setiap kali aku membelikan mainan buat anakku, aku pastikan dulu mainannya itu sudah SNI apa belum. Bahan juga menjadi pertimbangan aku saat membelikannya mainnya.
5.    Jika anak sudah mengeal gawai, pilihkan mainan edukasi dan sebisa mungkin hindarkan gawai dari sambungan internet.

Kalau ditanya, apakah anak aku sudah mengenal gawai, aku jawab sudah. Sudah sedari dulu, padahal semestinya anak diperbolehkan mengenal gawai itu minimal berusia 2 tahun. Sementara anakku?

Alasan utama kenapa aku memperbolehkan anak aku bermain gawai karena keseharian aku juga berdampingan dengan gawai. Pekerjaan aku menggunakan gawai. Mau tidak mau, anak pun ikut bermain gawai.


Nah, soal bermain gawai ini, meskipun aku mengizinkannya, aku juga selektif. Gawai tidak aku sambungkan dengan internet, jika anak kepengen nonton video lewat gawai, aku download-kan dan aku putarkan. Video yang aku download juga aku seleksi, aman enggak buat anak? Mengedukasi apa enggak? Pun soal games, aku selektif banget.




Kalau anak aku, saat bermain gawai biasa bermain puzzle, bermain mainan yang mengedukasi. Dan di usianya yang menginjak 2Y7M, anakku sudah mulai mengenal warna, angka, alfabet, hijaiyah.
6.    Mainan DIY bisa menjadi alternatif permainan yang aman. Menurut aku, mainan DIY ini justeru menjadi permainan yang paling aman buat anak. Secara, mainan DIY itu adalah permainan yang kita buat sendiri, kita tahu bahan-bahannya. Kita juga tahu, apa maksud dan tujuan kita memberikan anak mainan DIY.

Bicara soal mainan DIY, aku (dulu) lumayan sering membuatkan mainan DIY buat anakku. Seperti membuatkan aquarium dari kardus bekas, flash card, finger paint, dan yang lainnya.


Belum lama ini, aku juga membuatkan mainan DIY buat anakku yaitu bermain sorting. Dengan memanfaatkan kardus bekas dan membeli stick es krim serta sedotan, aku bisa membuat mainan yang menyenangkan untuk anakku.

Manfaat bermain sorting :
1.   mengenalkan warna pada anak
2.   mengasah otak karena anak harus mencocokkan warna stick/sedotan dan memasukkan ke lubang sesuai warnanya
3.   mengembangkan motorik halus
4.   koordinasi mata dan tangan (sensory play)



Alat dan bahan :
1.    gunting
2.    lem/double tip
3.    Kertas kado/kertas majalah bekas
4.    Kardus bekas
5.    Stick es krim/sedotan
6.    Cat air (bila menggunakan stick es krim)

Cara membuat :
1.    Bungkus kardus dengan kertas kado/kertas majalah
2.    Buat beberapa lubang pada kardus dan berikan warna yang berbeda
3.    Kalau menggunakan stick es krim, warnai stick es krim dengan cat warna


Bermain aman bersama anak itu sebenarnya mudah sekali. Membuat mainan DIY juga mudah kok. Akan tetapi, semua itu enggak bakalan terwujud jika anak demam. Yups, anak demam itu benar-benar menyesakkan jiwa. Meskipun rumah akan terlihat lebih bersih, tapi buat apa kalau anaknya demam?


Sebenarnya, demam itu bukanlah penyakit, loh. Akan tetapi, demam merupakan sebuah gejala. Dan biasanya, demam lebih sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun karena sistem kekebalan pada bayi belum terbentuk secara sempurna.

Penyebab demam sendiri juga bukan suatu yang serius atau gawat. Akan tetapi, sebagai ibu, kita perlu mengetahui apa penyebab demam.
1.    Infeksi saluran pernafasan : infeksi saluran pernafasan ini bisa terjadi karena bakteri atau virus. Seperti contohnya : pilek, flu, hingga radang tenggorokan.
2.    Terjadi pertumbuhan gigi baru pada anak
3.    Efek samping imunisasi
4.    Sinusitis
5.    Diare akibat makanan yang terkontaminasi
6.    Disentri
7.    Tifus
8.  Cacar air : cacar air yang disebabkan oleh virus herpes simplex juga bisa menyebabkan tubuh penderita demam tinggi. 
9.    Demam berdarah
10. Malaria
11. Infeksi saluran kemih
12. Pneumonia : inflamasi pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi
13. Meningitis atau radang selaput otak
14. Septikemia atau infeksi darah
15. Tubuh kekurangan nutrisi
16. Cuaca sangat panas
17. Efek samping dari obat
18. Kelelahan

Ternyata banyak sekali penyebab demam. Meskipun demam sendiri bukan penyakit, melainkan suatu gejala, melihat banyak sekali penyebab demam, kita juga wajib waspada terhadap demam pada anak loh, Mak. Apalagi kalau demam pada anak disertai dengan gejala berikut :
1.    Tubuh anak menjadi jauh lebih lemas dan kesadaran menjadi berkurang
2.    Reaksi kurang responsif
3.    Lebih sering tidur dan sulit untuk dibangunkan
4.    Mengalami gangguan dalam bernafas
5.    Mengalami gejala-gejala dehidrasi seperti jarang buang air kecil, menangis tanpa keluar air mata, dan sedikit berkeringat walaupun udara panas
6.    Muntah-muntah disertai sakit kepala atau leher yang terasa kaku
7.    Bagian dalam bibir atau kulit terlihat pucat atau mulai membiru
8.    Mengalami sakit pada bagian dalam telinga
9.    Mengalami kejang-kejang
10. Demam tinggi yang disertai ruam
11. Mengalami muntah atau diare yang berkelanjutan dan tak kunjung mereda

Nah, banyak sekali kan penyebab dan gejala demam pada anak. Akan tetapi saat anak demam, sebaiknya jangan terburu-buru memberikan obat dulu, akan lebih baik kita cari tahu gejalanya, lalu baru memberikan obat.

Kalau aku nih, aku biasanya selalu sedia termometer untuk mengetahui suhu anak, kompres dan Tempra Paracetamol.

Selain itu, aku juga punya tips untuk menghadapi demam pada anak :
1.    Obat penurun panas (Antipiretik)
Penggunaan obat penurun panas bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Parasetamol merupakan pilihan lini pertama untuk menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.

Indikasi pemberian obat penurun panas:
Indikasi  utama pemberian obat penurun panas adalah membuat anak merasa nyaman dan mengurangi kecemasan  orangtua, bukan menurunkan suhu tubuh. Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38 derajat Celsius (pengukuran dari lipat ketiak). Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan anak membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik.
2.    Pengobatan secara fisik
Kompres alkohol:
Kompres dengan menggunakan etil alkohol 70% / isopropil alkohol dalam air tidak efektif menurunkan suhu, dan lebih superior dengan mengompres dengan air. Inhalasi alkohol selama kompres berbahaya menimbulkan hipoglikemia dan koma.

Kompres air hangat (tepid sponging):
Tepid merupakan suatu kompres/sponging dengan air hangat. Penggunaan kompres air hangat di lipat ketiak dan lipat selangkangan (inguinal) selama 10-15 menit akan membantu menurunkan panas dengan cara panas keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan. Jika dokter dan orang tua merasa kompres diperlukan (misalnya suhu tubuh meningkat lebih dari 40 derajat Celsius, yang tidak respon obat penurun panas, maka penting untuk memberikan obat penurun panas terlebih dahulu untuk menurunkan pusat pengatur suhu di susunan saraf otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres air hangat.

Kompres dingin:
Kompres dingin tidak direkomendasikan untuk mengatasi demam karena dapat meningkatkan pusat pengatur suhu (set point) hipotalamus, mengakibatkan badan menggigil sehingga terjadi kenaikan suhu tubuh. Kompres dingin mengakibatkan pembuluh darah mengecil (vasokonstriksi), yang meningkatkan suhu tubuh. Selain itu, kompres dingin mengakibatkan anak merasa tidak nyaman.
Kenapa TEMPRA Paracetamol?

Tempra Paracetamol bebas dari alkohol. Tempra Paracetamol ini memiliki rasa anggur (untuk anak usia 1-6 tahun) dan rasa jeruk (untuk 6 tahun ke atas). Setiap 5 ml Tempra mengandung 160 mg paracetamol. Dan Tempra mengandung paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat pengaturan suhu di otak dan analgetika dengan meningkatkan ambang rasa sakit. Oh ya, kalau aku, aku biasanya selalu sedia Tempra Syrup.

Indikasi: Untuk meredakan demam, rasa sakit dan nyeri ringan, sakit  kepala dan sakit gigi, demam setelah imunisasi atau atas petunjuk dokter
Dosis: Gunakan sesuai anjuran dokter, bila perlu satu dosis setiap 4 jam, namun tidak lebih dari 5 kali sehari

Umur                                                  
Dosis
Dibawah 2 tahun                             
Sesuai petunjuk dokter/gunakan Tempra Drops
2 – 3 tahun                                          
5 ml
4 – 5 tahun                                          
7,5 ml
6 – 8 tahun                                          
10 ml/gunakan Tempra Forte

Tersedia gelas takar dengan dosis yang tepat di dalam kemasan
Kelebihan dosis: paracetamol dalam dosis berlebih dapat menimbulkan keracunan hati pada beberapa penderita.  Bila hal ini terjadi, segera hubungi Rumah Sakit terdekat.
Peringatan: Bila masih demam lebih dari 2 hari (48 jam) atau bila masih merasa sakit (nyeri) lebih dari 5 hari, hubungi dokter anda.  Seperti halnya dengan obat-obat lain, jika anda hamil atau menyusui bayi, mintalah nasihat dokter sebelum menggunakan obat ini.
Efek samping: Penggunaan dosis tinggi dapat menimbulkan kerusakan hati, reaksi hipersensitif
Kontraindikasi: Jangan digunakan pada penderita yang menderita kerusakan hati dan alergi terhadap paracetamol
Simpan pada temperatur kamar 25°C - 30°C lindungi terhadap cahaya


Pokoknya nih, kesehatan adalah segalanya. Kesehatan itu mahal harganya. Kalau anak sehat, anak bermain pun jadi aman dan nyaman. Rumah berantakan enggak apa-apa, yang penting anak ceria.

Demam? Jangan lupa sedia Tempra selalu ya, Mom 👳



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.



Comments

  1. Junaaa, salam kenal dari Jogja ya nak. Sehat terus yaaaaa.

    ReplyDelete
  2. Kardus kardus bekas kalau bisa dimanfaatkan dengan baik, malah jadi mainan anak yang edukatif ya mba. Harus pintar berkreasi mamanya :)

    ReplyDelete
  3. Sejak dulu Tempra sudah menjadi andalan para Ibu ya Mbak

    ReplyDelete
  4. Iya, demam itu gejala, pastikan dulu dia krn apa sblm ambil tindakan.
    Btw naksir drumnya Juna, pinjem doonkkk :D

    ReplyDelete
  5. Dari dulu jaman anak2ku sampai Juna, Tempra selalu jadi pilihan ibu2 ya. Aku seneng2 aja sih kalo rumah berantakan. Itu tanda anakku sehat, Alhamdulillah. Ntar udah selesai ya tinggal beresin bareng anak2. It's simple :D

    ReplyDelete
  6. Aku juga ada trauma main ke tempat tetangga tanpa pengawasan. Ceritanya aku lagi keluar bentar pas itu. Anak sama pengasuh, udah qbilang 2jam paling lama aku pulanh, main sama anak dlu aja, pekerjaan rumah nanti setelah aku pulang. Trnyata ga, anakku main ke tetangga tanpa pengawasan dianya beberes rumah. Itupun aku tahunya dr tetangga dekat satpam, bilang anakku nangis2 bawa payung kayak anak ilang ke arah gerbang kompleks. Untung dilihat satpam dan mau diantar plg. Nek ilang gimana? Hiks:( sejak itu aq ga pernah lepas anakku lagi. Rewang yg itu jg akhirnya qpecat:(. Merasa lbh aman kalo main dirumah atau dluar rmh dg pengawasan kita

    ReplyDelete
  7. Wah Juna aktif banget ya, mulai dari mainan di rumah, playground sampe dibikinin DIY. Semoga tetap sehat dan selalu aktif ya Le.

    ReplyDelete
  8. Lebih aman emang gt HP ga tersambung internet, dia nonton apa yg udah di donlot. Tapi anakku sekarang udah tau nih cara idupin wifi di inet, doh ��

    ReplyDelete
  9. Bener deh kalo anak sakit sediiiih. Lebih sedih dari liat rumah berantakan hiks. Untungnya ada Tempra ya Mak. Jadi demam bisa teratasi :)

    ReplyDelete
  10. Saat anak sakit itu memang bikin super galau
    Keaktifannya berkurang jauh
    Aku juga selalu sedia tempra nih buat cah bagus dirumah

    ReplyDelete
  11. asyiknya bisa tetap nyaman bermain dengan aman ya :)

    ReplyDelete
  12. Tips nya bermanfaat banget. :D

    ReplyDelete
  13. Jaga2 tempra di rumah. Apalagi musimnya nggak menentu gini. :(

    ReplyDelete
  14. area bermain Juna di rumah asoy banget dah gelaran mainannya. sehat selalu ya Juna

    ReplyDelete
  15. Sip bu....biarkan anak kita bermain sesuai dengan usianya....mas juna akan lebih pinter dengan permainan yg edukatif ...tidak harus mahal tapi bisa membuat perkembangan otak yg maksimal....dan harus tetap jasa kesehatan lo

    ReplyDelete
  16. Semangat ya mas juna....selalu sehat dan bermainlah sesuai dengan usiamu....

    ReplyDelete
  17. Kalau main dengan pendampingan, insya Allah cerdas

    ReplyDelete
  18. Juna...tante naksir drum setnya nih. Mau dong main bareng.
    Btw anakku kurang tertarik dengan warna. Udah ku buatkan permainan sorting tapi cuma semenit trus ditinggal. Gimana ya supaya dia tertarik?

    ReplyDelete
  19. Wah..si Juna puas banget itu mainnya mbak ^_^

    ReplyDelete
  20. Emaknya kreatif banget sampai buat mainan sendiri :)

    ReplyDelete
  21. Jadi mama harus ektra tenaga buat pengawasan plus ekstra kreatif buat bikin permainan anak yang unik-unik ya. Semangat terus mbak biar Juna mendapatkan haknya bermain di usianya saat ini.

    ReplyDelete
  22. hai juna..asyik banget mainnya nihhh

    ReplyDelete

Post a Comment