"Kalau kebahagian sebuah rumah bergantung pada kebahagiaan seorang ibu, maka kunci kebahagiaan seorang ibu ada pada suami. " Bener enggak , Mak? Berkaca dari kasus seorang ibu di Brebes (KU) yang ingin membunuh ketiga anaknya agar hidupnya tak semenderita dirinya, persoalan mental healty yang berakhir depresi bukanlah suatu hal yang bisa dianggap remeh. Sayangnya, masih saja ada yang abai pada persoalan tersebut. Bukannya merangkul, eh malah dinyinyirin. Kalau ada yang mengeluh malah dikatain kurang iman. Jujurly , orang-orang yang mudah menghakimi seperti inilah yang mulai saya hindari. Karena bukannya membuat kita waras tapi malah sebaliknya. Kembali ke topik, karena saya mau curhat tentang apa sih yang membuat saya bahagia? Kalau saya sih punya suami yang bisa diajak berkomunikasi itu bukan hanya bahagia saja, tapi anugerah. “Kayak hantu saja bisa diajak berkomunikasi. Memangnya ada suami yang enggak bisa diajak berkomunikasi?” Jelas ada dong !