Skip to main content

SEBAGAI SEORANG IBU, PENTINGKAH PERSONAL BRANDING ITU?


SEBAGAI SEORANG IBU, PENTINGKAH PERSONAL BRANDING ITU?


“Orang yang memikirkan soal personal branding, berarti orang itu sudah selesai dengan dirinya sendiri!”

Memangnya apa sih personal branding itu?

Sebagai seorang ibu—entah ibu rumah tangga ataupun ibu bekerja—apakah personal branding itu penting?

***

Minggu, 12 Januari 2020 lalu, bertempat di hotel Alana Solo, saya dan Kumpulan Emak Blogger Solo ngumpul bareng nih, Mam. Iya, kami ngumpul dalam acara arisan, arisan ilmu tapi yaaaa 😊 dan arisan ilmu hari itu merupakan event collaboration bersama Sara Neyrhiza (itu loh emak blogger Solo yang punya speaking.id sekaligus dosen di salah satu universitas di Solo) dan juga R. Ayu Fitria (brand manager ro.na).



Event collaboration hari itu bertema Marketing Yourselft : Developing Your Personal Branding. Jadi, arisan ilmu kala itu membahas tuntas soal personal branding.


Sebelum aku bercerita lebih lanjut, btw Mama-Mama semua sudah pada tahu apa itu personal branding?

Branding, yang orang enggak kenal kita tapi bisa ngebicarain kita. Sementara personal branding itu adalah aktualisasi diri, jadi kita mengoptimalkan apa yang ada pada diri kita. Dan modal utama dalam membangun personal branding ini adalah PERCAYA DIRI. Jadi, mau sepintar, secantik, setajir apapun kita kalau enggak percaya diri yang enggak bisa membangun personal branding.



Branding itu bisa didapatkan dengan 2 hal, yaitu :
1.    Secara natural
Secara natural itu memang sudah didapatkan sedari lahir, kita enggak perlu membangun branding pada diri kita tapi orang enggak kenal kita tapi bisa tahu kita. Lah... contohnya kayak kita tahu Rafathar, siapa sih dia? Kita tahu Kaesang, dan lain sebagainya.

2.    Design
Sementara branding yang kita dapatkan dari design ini memang kita bangun. Orang tahu saya bisa nulis ya karena saya mengoptimalkan kemampuan saya dalam dunia literasi. Dan saya juga mengoptimalkannya dalam dunia maya maupun dunia nyata.

Dalam membangun personal branding, kita harus punya image. Kita itu orangnya kayak apa? Kepribadiannya gimana? Potensinya apa? Dan itu harus meyakinkan. Jangan bilang eh gue programer tapi nguplek laptop aja enggak bisa. Jadi, brand yang melekat dalam diri kita itu benar-benar bisa kita optimalkan.

Dan satu lagi nih, kadang orang berpikir, kita membangun personal branding itu ibaratnya riya, pamer. Bodoh amatin. Karena kalau kebanyakan mikir omongan orang, ya enggak bakalan bisa membangun personal branding. Karena yang sebenarnya nih personal branding itu memberi manfaat, jadi kita memberi manfaat melalui apa yang kita bisa, apa yang melekat pada diri kita. Dan GOALS-nya adalah orang mengenal kita, orang tahu apa ilmu kita dan kita bisa bermanfata buat orang banyak. Aamiin.

Setelah tahu apa itu personal branding, sini aku bisikin ilmu yang kemarin aku dapat dari Mak Sara.

Mak Sara bilang, ketika kita membangun personal branding, jangan bertujuan demi duit ataupun bisnis. NO! Itu nomor sekian. Etapi, tujuan utamanya yaitu manfaat. Seberapa manfaatnya kamu? Dan rejeki Insya Allah bakalan mengikuti.

Jadi gini, sebenarnya kita itu adalah sebuah BRAND. Dan pada personal branding ini, kita belajar, kita ini brand yang kayak gimana sih? Apa yang unik atau berbeda dari diri kita sehingga orang tertarik? Di sinilah ilmunya di mulai 😊

Lantas, aku sendiri, aku ini sebuah brand apa? Brand yang ketika orang melihat wajah aku, mendengar nama aku langsung ingat sesuatu. Dan sesuatu itu melekat sampai kita tiada. Kayak kalau kita lihat foto Atta, langsung deh ingat kalau dia youtuber, kalau aku lihat Mak Sara, langsung deh aku inget soal public speaking.

Terus aku mikir, lantas brand apa yang aku banget? Dan... Nulis. Jiwa aku ada di sini dan memang cita-cita sedari dulu. Bahkan ketika aku nulis Witri Prasetyo Aji di google, yang muncul itu buku Kasta dan ada sih Love Is Friendshipnya. Dan memang beberapa bulan aku enggak aktif di blog, yang keluar bukannya blog aku malah buku aku.

Tapi beda lagi dengan brand aku di dunia nyata. Aku identik dengan operator sekolah yang ngurusin tetek bengek soal pendataan dan aplikasi.

Lantas, apa yang berbeda dari aku?

Aku seorang yang suka nulis dan yah lumayan bisalah dengan aplikasi pendataan. Tapi bukan programer yah.... hehehe

Dan yang paling melekat dari yang dipaparkan sama Mak Sara kemarin itu, jangan sampai deh brand tempat kamu bekerja itu melekat pada diri kamu. Mau sekeren apapun tempat kamu bekerja itu. Dan entahlah, SMP Islam Sudirman Ampel melekat enggak sama aku? Kayaknya enggak sih... hehehe... Dan aku juga salut, Mak Sara ini dosen di sebuah universitas, tapi brand universitas itu menurutku enggak melekat sama dirinya. Jadi dia itu benar-benar berdiri di atas brand dia sendiri dan itu menurut aku keren banget.



Memangun personal branding itu bagaimana? Jelas ada strateginya. Enggak bisa ujuk-ujuk. Semua ada prosesnya.

1.    Menyusun branding buat apa?
Kita capek-capek menyusun branding itu buat apa? Manfaatnya apa buat orang banyak? Jangan Cuma menyusun branding tapi enggak ada tujuannya.

2.    Temukan hal unik yang menjual
Langkah selanjutnya, ada enggak hal unik dalam diri kita? Hal yang berbeda dengan orang lain. Misal, aku pengen dikenal sebagai seorang penulis, tapi penulis yang seperti apa? Kalau aku maunya sih dikenal sebagai penulis novel sastra yang berhubungan dengan kebudayaan.

3.    Find your people
Segmen pasar. Penting banget. Kayak Mak Sara, dia seorang MC dan segmen pasar Beliau ini adalah mahasiswa, ibu rumah tangga, ibu muda gitu. Jadi, segemn pasar ini penting juga loh dipikirkan sebelum kita membangun personal branding.



Setiap orang apakah bisa membangun personal branding? Jelas bisa! Setiap manusia itu unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan pada dasarnya, setiap orang itu mempunyai 4 area, yaitu :
1.    Open
Open ini adalah sesuatu yang ada pada diri kita, yang orang tahu dan kita juga tahu. Misal, kita bisa nulis, kita sadar akan kemampuan itu dan orang-orang juga menyadarinya.

2.    Hidden
Hidden, sesuatu yang kita tahu tapi orang enggak tahu. Misalnya, akutuh kalau PMS gampang banget sedih. Kita doang yang tahu, orang-orang enggak menyadari hal itu.

3.    Blind spot
Blind spot ini kebalikannya hidden. Sesuatu yang orang lain tahu tapi kita enggak tahu. Misalnya, menurut orang-orang tahu kalau kita ini pemarah, tapi kita enggak menyadari hal itu.

4.    Unknown
Unknown, sesuatu yang kita enggak tahu dan orang juga enggak tahu.

Untuk tahu apa kelebihan dan kekurangan kita, kita bisa loh membuat tabelnya. Terus, kita fokus saja dengan kelebihan kita, dengan apa yang kita bisa.

Kayanya ini dulu deh yang aku jembrengin soal personal branding. Next, kita bahas tentang bagaimana mengoptimalkan personal branding di era digital dan juga personal branding dapat dilihat dari fashion yang kita kenakan.

Btw, Mama-Mama semua punya personal branding belum? Yuk ah, saling cerita 😊  


Comments

  1. Diulas lengkap sama mak Witri. Terima kasih ya Mak..
    Berarti harus makin sering nulis buku nih Mak Witri..

    ReplyDelete
  2. Jadi mom blogger juga penting ya personal branding. Aku udah kadung membangun branding sbg juvmom di dunia maya, hihi.

    ReplyDelete

Post a Comment