Skip to main content

MAMA, JANGAN BIARKAN ANAK MAIN GADGET SENDIRIAN...


MAMA, JANGAN BIARKAN ANAK MAIN GADGET SENDIRIAN...

Kemarin saya sempat membaca sebuah status dari seorang ibu yang katanya mules lantaran melihat seorang anak kecil melihat video porno di gadget yang dibawanya. Sementara sang ibu/pengasuhnya membiarkan saja. Lalu, beberapa grup membahas dan mengsharenya videonya.


Pelajaran yang diambil :
1.  Zaman now, seseorang apakah sudah hilang kepeduliannya? Kenapa malah divideoin dan dishare di medsos ataupun aplikasi chatting? Kenapa? Apakah mempermalukan itu menandakan kita ini juwara? Kita ini paling eksis? Apakah kita tidak memikirkan apa yang dialami sang anak dan sang ibu setelah video itu tersebar? Bagaimana kalau dibully? Memuaskan? Apalagi wajah anak dan ibu terpampang jelas tanpa diblur.

Lah mbok ya o... tidak usah divideoin. Alangkah lebih baik dan lebih manusiawi kalau diingatkan ibunya. Dibilangin pelan-pelan tanpa mempermalukan.

Setidaknya, berfikir, bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada kita ataupun keluarga kita.

Naudzubillah...
2.  Gadget milik guweh. Mau disi apa terserah guweh dong...
Oke. Saya tidak menyalahkan kok, mau nyimpen gambar porno kek, video porno kek, gif yang lucu gitu kek... terserahlah yah. Akan tetapi, ini gadget, ada tidak yang membukanya selain diri sendiri?

Kalau memang gadgetnya itu memungkinkan enggak dibuka kita doang, ada anak ataupun ponakan, mbok ya lebih baik gambar atau videonya itu di hidden atau dipasswordlah. Tahu dech gimana caranya, tanya Mbah Google.

Atau yang sudah canggih zaman now, ada kan mode kidsnya?
3.  Kalau anak dibolehin main gadget, awasin lah jangan dibiarin sendirian. Kalau anak sudah punya gadget sendiri, alangkah lebih baik tidak disambungin internet dan cek isinya apa saja.


Sebagai seorang ibu, jujur sich saya kecewa. Kecewa sama yang memviralkannya sampai kecewa sama sang pemilik gadget. Kok bisa kecolongan sih?

Sedikit cerita yah, kejadian ini sebenarnya sudah hampir sepuluh tahun yang lalu. Zaman hape symbian gitu, tapi kan yah sudah bisa buat nyimpen video gitu.

Waktu itu, dinikahan sepupu. Acara pas di tempat sang mempelai lelaki. Sebagai tamu yang kebelet pipis, saya ke toilet.

Namanya juga di kampung, di belakang ada tetangga yang pada bantuin gitu. Mulai dari masakin sampai nyuguhin.

Sekilas, saya langsung kaget. Gimana enggak? Beberapa muda-mudi dengan sengaja mempertontonkan video tak layak tonton pada anak-anak dan mereka malah pada cengengesan menunjukkan kebanggaannya.

Ya Tuhan...
Itu manusia punya otak kagak?
Mau dibawa ke mana generasi muda kalau masih kecil sudah dicekoki hal-hal macam gitu?
Ntar, sekalinya mereka beranjak dewasa, pacaran, hamil duluan... salahnya siapa cobak?
Apalagi anak-anak kan masa ingin tahunya itu gede banget...

Dari pelajaran-pelajaran itu, plislah... yang anaknya sudah diizinin main gadget bahkan sudah punya gadget sendiri, mbok diawasi. Kalau lagi main gadget ya ditemenin. Sering dicek juga apa isinya. Kalau anak-anak sudah punya sosial media, ya berkawanlah dengannya di sosial media.



Comments

  1. makin ke sini memang makin serem, ya. orang lebih pilih menshare sesuatu yang bertanda kutip, daripada menasihati atau membantu. orang juga jadi lebih suka menjudge sesuatu ketimbang bertanya dahulu. :(

    ReplyDelete

Post a Comment